Peluit panjang dibunyikan, gol semata wayang Lexe Anderson di penghujung
babak kedua mengakhiri perlawanan tuan rumah, PSMS Medan. Persibo
Bojonegoro mengakhiri musim 2011/2012 dengan kemenangan dan memastikan
tempat di posisi 4 klasemen Indonesian Premier League. 3 hari sebelumnya
Laskar Angling Dharma secara mengejutkan mengalahkan Semen Padang di
final Piala Indonesia dan memastikan diri menjadi Juara lewat gol dari
Dian Irawan. Persibo lagi dan lagi membuktikan diri sebagai 'the Giant
Killer'. Tak diunggulkan, namun mampu membalikan semua prediksi dan
akhirnya menjadi juara. Akhir manis dari perjalanan berliku Persibo
sepanjang musim ini. Lalu, apa rahasia di balik kesusksesan Persibo
musim ini?
Paolo Camargo dipercaya untuk menangani Persibo musim ini. Bersama
kompatriotnya Wanderley Junior, mereka bahu membahu memimpin tim ini. Di
awal musim saat proses seleksi pemain, secara mengejutkan Camargo
mencoret nama-nama kondang yang beberapa musim terakhir menjadi andalan
Persibo. Sebut saja Ahmad Sumardi, Nur Hidayat, M. Hamzah, M. Irfan atau
Iswandi Da'i. Keputusan yang ditentang oleh kalangan Boromania yang
menganggap beberapa pemain tersebut masih layak memperkuat Persibo.
Boromania pun semakin apatis dibuatnya. Rekrutan anyar Persibo yang jauh dari harapan. Nur Iskandar, Syahroni,
Munadi, Aulia Tri, Edi Sibung, Fauzi Toldo, Aditya Harlan tentu bukan
nama yang diharapkan Boromania. Hary Syahputra mungkin bisa dibilang
pemain bintang menilik track record nya di timnas, namun dia sudah masuk
usia gaek pesepakbola. Deretan pemain asing juga tak terlalu istimewa.
Lexe Anderson di plot mengisi lini pertahanan.
Ada pemain serba bisa asal Turkmenistan, Mekan Nasirov. Posisi
playmaker dipercayakan kepada Gustavo Hernan Ortiz. Ujung tombak ada
nama Jairon Feliciano. Salah satu terobosan Camargo yang patut
diapresiasi adalah berani mempromosikan pemain-pemain muda asli binaan
Persibo Bojonegoro. Wahyu Teguh, Bijail Chalwa, Didik Wahyu, Sigit Meiko
kemudian disusul Angger mendapat kesempatan mencicipi kerasnya liga
Indonesia. Semua pemain tersebut dipadukan dengan pemain-pemain lama
macam Samsul Arif, Jajang Paliama, Novan Setya, Aang Suparman ataupun
Aries Tuansyah.
Lini Per Lini
Camargo meninggalkan pakem 4-4-2 warisan Sartono Anwar yang beberapa
tahun ke belakang menjadi andalan Persibo dan menggunakan formasi
ofensif 3-4-3. Formasi yang cukup berani mengingat komposisi pemain
Persibo yang bisa dibilang 'pas-pasan'. Penjaga gawang utama
dipercayakan kepada Fauzi Toldo yang memiliki jam terbang tinggi jika
dibandingkan 2 penjaga gawang lain. Trio bek diisi Lexe Anderson, Aang
Suparman dan Hary Syahputra. Aries Tuansyah dan Sigit Meiko menjadi opsi
kedua ketika trio bek tadi ada yang tidak bisa tampil. 5 bek dengan
postur tinggi ini menjadi tembok yang sulit ditembus. Total sudah 9
clean sheet yang diciptakan kombinasi bek ini.
Lini tengah menjadi lini yang banyak menciptakan kombinasi. Di awal
musim kombinasi Edi Sibung (sayak kanan), Novan Setya (sayap kiri),
Mekan Nasirov (Gelandang Bertahan) dan Gustavo Ortiz (Playmaker) menjadi
pilihan utama. Di perjalanan nya, Mekan Nasirov kemudian di plot
sebagai sayap kiri menggantikan posisi Edi Sibung yang peforma nya
menurun. Kemudian Jajang Paliama masuk mengisi pos yang ditinggalkan
Mekan Nasirov. Kombinasi Mekan-Jajang-Ortiz-Novan menjadi pilihan utama
Camargo hingga penghujung putaran pertama IPL. Kedatangan Dian Irawan di putaran kedua membuat pilihan lini tengah semakin banyak. Alhasil Jajang dan Dian Irawan silih berganti menempati posisi gelandang bertahan. Bahklan Jajang Paliama sendiri pernah di plot sebagai libero saat Persibo krisis bek. Aulia Tri Hartanto, Edi
Sibung, Syahroni dan Munadi menjadi opsi kedua yang sering dimainkan
sebagai pemain pengganti.Total 5 gol yang disumbangkan lini tengah ini.
Beralih ke lini depan, lini ini menjadi lini yang paling diandalkan. Di
awal musim trio Samsul Arif - Jairon - Wahyu Teguh jadi pilihan pertama.
Namun belum ada kontribusi signifikan dari trio ini. Lalu munculah
sosok M. Nur Iskandar. Pada saat Wahyu Teguh absen (seleksi timnas
U-21), Iskandar menjawab kepercayaan Camargo dan langsung mencetak
hattrick. Dan kemudian trio Samsul Arif - Jairon - Iskandar
menjadi pilihan utama Camargo di laga-laga berikutnya. Wahyu Teguh dan
Bijahil Chalwa harus puas menjadi pemain pengganti. Gol demi gol lahir
dari kaki Iskandar, Kepercayaan pelatih tidak di sia-siakan. Sementara
itu Samsul Arif berperan menjadi feeder yang seringkali turun menjemput
bola dari lini tengah. Samsul Arif juga menjadi destroyer yang memecah
konsentrasi bek lawan dengan akselerasi nya. Dengan ban kapten di lengan
nya Samsul menjadi panutan dan terlihat lebih dewasa. Jairon menjadi
Target man di formasi 3-4-3 ini. Namun sayang, kontribusi gol nya sangat
minim. Total hanya 2 gol yang dicetak Jairon sepanjang musim. Kalah
jika dibandingkan dengan Iskandar (11), Samsul Arif (7) atau Wahyu Teguh
(4). Sebagai pemain asing, Jairon justru menjadi handicap di tim ini.
Posisi nya kemudian digantikan oleh Wahyu Teguh di penghujung musim dan
terbukti ampuh. Tridente Samsul Arif - Wahyu Teguh - Iskandar dengan
postur mini nya justru memberikan warna baru di lini depan Persibo.
Ketiganya bergantian menjadi target man atau penyerang sayap. 3 pemain
dengan kecepatan tinggi di lini depan. Lini yang paling produktif dengan torehan 24 gol.
This Is Bojonegoro
Hal yang harus diapresiasi adalah kepercayaan Camargo kepada pemain
muda, khususnya yang berasal dari Bojonegoro. Wahyu Teguh menjadi idola
baru Boromania. Kesempatan yang diberikan dimanfaatkan nya dengan
permainan menawan. Jebolan Persibo U-21 ini mencetak 8 gol (IPL dan
Piala Indonesia), Luar biasa! Pemain yang baru genap 20 tahun ini
benar-benar menunjukkan taji nya. Tak heran jika dia dipanggil timnas
junior. Lalu ada Sigit Meiko. Bek jangkung yang menjalani musim pertama nya sebagai pemain profesional. Beberapa kali dipanggil timnas. Pemusatan latihan timnas (senior dan junior) menempa mental nya dan menjadikan bek masa depan Persibo ini semakin matang. Ada lagi Didik Bagus, sayap lincah yang langsung mencetak gol di debut perdana nya membela Persibo musim ini. Bijahil Chalwa dan Happy Kurniawan pun juga mendapatkan pengalaman berharga di bawah asuhan Paolo Camargo. Itu semua pemain muda asli Bojonegoro!
Hal lain yang menjadikan musim ini lebih istimewa adalah banyaknya
pemain Persibo yang dipanggil memperkuat timnas Indonesia di level
junior dan senior. Samsul Arif, Novan Setya, Iskandar dan Jajang Paliama
dipanggil memperkuat timnas senior. Sigit Meiko, Wahyu Teguh, Syahroni
dan Bijahil Chalwa di level junior. Yang makin membanggakan lagi adalah
sebagian besar pemain yang dipanggil timnas adalah
putera asli Bojonegoro. Samsul Arif dan Novan Setya memasuki masa
keemasan mereka, Wahyu Teguh dan Sigit Meiko mulai meretas karir dengan
awal yang menakjubkan. Potensi lokal yang bisa menjadikan klub ini bersaing
dengan klub-klub papan atas di Indonesia.
Talenta lokal yang bersinar, 5 besar klasemen liga dan trofi Piala Indonesia. Tahun yang harus dikenang. Bojonegoro Matoh!
1 komentar:
Persibo berada di jalan yang benar:) Gak akayak tetangganya:p
Posting Komentar