Kamis, 26 Juli 2012

Persibo: Smile, Cry & Fight Together

Peluit panjang dibunyikan, gol semata wayang Lexe Anderson di penghujung babak kedua mengakhiri perlawanan tuan rumah, PSMS Medan. Persibo Bojonegoro mengakhiri musim 2011/2012 dengan kemenangan dan memastikan tempat di posisi 4 klasemen Indonesian Premier League. 3 hari sebelumnya Laskar Angling Dharma secara mengejutkan mengalahkan Semen Padang di final Piala Indonesia dan memastikan diri menjadi Juara lewat gol dari Dian Irawan. Persibo lagi dan lagi membuktikan diri sebagai 'the Giant Killer'. Tak diunggulkan, namun mampu membalikan semua prediksi dan akhirnya menjadi juara. Akhir manis dari perjalanan berliku Persibo sepanjang musim ini. Lalu, apa rahasia di balik kesusksesan Persibo musim ini?

Paolo Camargo dipercaya untuk menangani Persibo musim ini. Bersama kompatriotnya Wanderley Junior, mereka bahu membahu memimpin tim ini. Di awal musim saat proses seleksi pemain, secara mengejutkan Camargo mencoret nama-nama kondang yang beberapa musim terakhir menjadi andalan Persibo. Sebut saja Ahmad Sumardi, Nur Hidayat, M. Hamzah, M. Irfan atau Iswandi Da'i. Keputusan yang ditentang oleh kalangan Boromania yang menganggap beberapa pemain tersebut masih layak memperkuat Persibo. Boromania pun semakin apatis dibuatnya. Rekrutan anyar Persibo yang jauh dari harapan. Nur Iskandar, Syahroni, Munadi, Aulia Tri, Edi Sibung, Fauzi Toldo, Aditya Harlan tentu bukan nama yang diharapkan Boromania. Hary Syahputra mungkin bisa dibilang pemain bintang menilik track record nya di timnas, namun dia sudah masuk usia gaek pesepakbola. Deretan pemain asing juga tak terlalu istimewa. Lexe Anderson di plot mengisi lini pertahanan. Ada pemain serba bisa asal Turkmenistan, Mekan Nasirov. Posisi playmaker dipercayakan kepada Gustavo Hernan Ortiz. Ujung tombak ada nama Jairon Feliciano. Salah satu terobosan Camargo yang patut diapresiasi adalah berani mempromosikan pemain-pemain muda asli binaan Persibo Bojonegoro. Wahyu Teguh, Bijail Chalwa, Didik Wahyu, Sigit Meiko kemudian disusul Angger mendapat kesempatan mencicipi kerasnya liga Indonesia. Semua pemain tersebut dipadukan dengan pemain-pemain lama macam Samsul Arif, Jajang Paliama, Novan Setya, Aang Suparman ataupun Aries Tuansyah.

Lini Per Lini
Camargo meninggalkan pakem 4-4-2 warisan Sartono Anwar yang beberapa tahun ke belakang menjadi andalan Persibo dan menggunakan formasi ofensif 3-4-3. Formasi yang cukup berani mengingat komposisi pemain Persibo yang bisa dibilang 'pas-pasan'. Penjaga gawang utama dipercayakan kepada Fauzi Toldo yang memiliki jam terbang tinggi jika dibandingkan 2 penjaga gawang lain. Trio bek diisi Lexe Anderson, Aang Suparman dan Hary Syahputra. Aries Tuansyah dan Sigit Meiko menjadi opsi kedua ketika trio bek tadi ada yang tidak bisa tampil. 5 bek dengan postur tinggi ini menjadi tembok yang sulit ditembus. Total sudah 9 clean sheet yang diciptakan kombinasi bek ini.
Lini tengah menjadi lini yang banyak menciptakan kombinasi. Di awal musim kombinasi Edi Sibung (sayak kanan), Novan Setya (sayap kiri), Mekan Nasirov (Gelandang Bertahan) dan Gustavo Ortiz (Playmaker) menjadi pilihan utama. Di perjalanan nya, Mekan Nasirov kemudian di plot sebagai sayap kiri menggantikan posisi Edi Sibung yang peforma nya menurun. Kemudian Jajang Paliama masuk mengisi pos yang ditinggalkan Mekan Nasirov. Kombinasi Mekan-Jajang-Ortiz-Novan menjadi pilihan utama Camargo hingga penghujung putaran pertama IPL. Kedatangan Dian Irawan di putaran kedua membuat pilihan lini tengah semakin banyak. Alhasil Jajang dan Dian Irawan silih berganti menempati posisi gelandang bertahan. Bahklan Jajang Paliama sendiri pernah di plot sebagai libero saat Persibo krisis bek. Aulia Tri Hartanto, Edi Sibung, Syahroni dan Munadi menjadi opsi kedua yang sering dimainkan sebagai pemain pengganti.Total 5 gol yang disumbangkan lini tengah ini.
Beralih ke lini depan, lini ini menjadi lini yang paling diandalkan. Di awal musim trio Samsul Arif - Jairon - Wahyu Teguh jadi pilihan pertama. Namun belum ada kontribusi signifikan dari trio ini. Lalu munculah sosok M. Nur Iskandar. Pada saat Wahyu Teguh absen (seleksi timnas U-21), Iskandar menjawab kepercayaan Camargo dan langsung mencetak hattrick. Dan kemudian trio Samsul Arif - Jairon - Iskandar menjadi pilihan utama Camargo di laga-laga berikutnya. Wahyu Teguh dan Bijahil Chalwa harus puas menjadi pemain pengganti. Gol demi gol lahir dari kaki Iskandar, Kepercayaan pelatih tidak di sia-siakan. Sementara itu Samsul Arif berperan menjadi feeder yang seringkali turun menjemput bola dari lini tengah. Samsul Arif juga menjadi destroyer yang memecah konsentrasi bek lawan dengan akselerasi nya. Dengan ban kapten di lengan nya Samsul menjadi panutan dan terlihat lebih dewasa. Jairon menjadi Target man di formasi 3-4-3 ini. Namun sayang, kontribusi gol nya sangat minim. Total hanya 2 gol yang dicetak Jairon sepanjang musim. Kalah jika dibandingkan dengan Iskandar (11), Samsul Arif (7) atau Wahyu Teguh (4). Sebagai pemain asing, Jairon justru menjadi handicap di tim ini. Posisi nya kemudian digantikan oleh Wahyu Teguh di penghujung musim dan terbukti ampuh. Tridente Samsul Arif - Wahyu Teguh - Iskandar dengan postur mini nya justru memberikan warna baru di lini depan Persibo. Ketiganya bergantian menjadi target man atau penyerang sayap. 3 pemain dengan kecepatan tinggi di lini depan. Lini yang paling produktif dengan torehan 24 gol.


This Is Bojonegoro
Hal yang harus diapresiasi adalah kepercayaan Camargo kepada pemain muda, khususnya yang berasal dari Bojonegoro. Wahyu Teguh menjadi idola baru Boromania. Kesempatan yang diberikan dimanfaatkan nya dengan permainan menawan. Jebolan Persibo U-21 ini mencetak 8 gol (IPL dan Piala Indonesia), Luar biasa! Pemain yang baru genap 20 tahun ini benar-benar menunjukkan taji nya. Tak heran jika dia dipanggil timnas junior. Lalu ada Sigit Meiko. Bek jangkung yang menjalani musim pertama nya sebagai pemain profesional. Beberapa kali dipanggil timnas. Pemusatan latihan timnas (senior dan junior) menempa mental nya dan menjadikan bek masa depan Persibo ini semakin matang. Ada lagi Didik Bagus, sayap lincah yang langsung mencetak gol di debut perdana nya membela Persibo musim ini. Bijahil Chalwa dan Happy Kurniawan pun juga mendapatkan pengalaman berharga di bawah asuhan Paolo Camargo. Itu semua pemain muda asli Bojonegoro!
Hal lain yang menjadikan musim ini lebih istimewa adalah banyaknya pemain Persibo yang dipanggil memperkuat timnas Indonesia di level junior dan senior. Samsul Arif, Novan Setya, Iskandar dan Jajang Paliama dipanggil memperkuat timnas senior. Sigit Meiko, Wahyu Teguh, Syahroni dan Bijahil Chalwa di level junior. Yang makin membanggakan lagi adalah sebagian besar pemain yang dipanggil timnas adalah putera asli Bojonegoro. Samsul Arif dan Novan Setya memasuki masa keemasan mereka, Wahyu Teguh dan Sigit Meiko mulai meretas karir dengan awal yang menakjubkan. Potensi lokal yang bisa menjadikan klub ini bersaing dengan klub-klub papan atas di Indonesia.
 

Talenta lokal yang bersinar, 5 besar klasemen liga dan trofi Piala Indonesia. Tahun yang harus dikenang. Bojonegoro Matoh!

1 komentar:

DI ZAIN mengatakan...

Persibo berada di jalan yang benar:) Gak akayak tetangganya:p