Kamis, 06 November 2008

VIKING vs THE JACK




Perseteruan Viking dan Jakmania seakan telah menjadi legenda di persebakbolaan tanah air.
Bagaikan kucing dan anjing, kedua kelompok suporter ini memang nggak pernah akur. Yel-yel ejekan bagi masing-masing kelompok suporter ini pun senantiasa membahana di kandang masing-masing tim kesayangan. Hal itu terjadi walaupun Persib nggak berhadapan dengan Persija. Ini tentu cukup mewakili gambaran betapa nggak harmonisnya hubungan kedua kubu suporter tersebut.

Di sisi lain, deretan kejadian sikap anarkis antara satu dan lainnya pun kerap terjadi. Hampir tiap Liga Indonesia bergulir, kejadian demi kejadian yang mencoreng persebakbolaan kerap terjadi. Baik di Jakarta maupun Bandung, Viking dan Jakmania masih sulit untuk disatukan. Akibatnya, pertandingan Persib melawan Persija kerap menjadi partai neraka, baik bagi pemain maupun suporter tamu.

Agum Gumelar, saat masih menjadi Ketua Umum PSSI, angkat bicara. Ia berharap pertikaian antara bobotoh dari Viking Persib Fans Club dan kelompok Jakmania segera diakhiri. "Saya menyesalkan pertikaian ini masih terus terjadi. Seharusnya masing-masing pihak saling mengerti dan memahami," katanya.

Imbauan ini pun mendapat sambutan positif. Selang beberapa waktu, acara silaturahmi antara kedua perkumpulan suporter itu pun digelar. Ketua Jakmania ketika itu, T. Ferry Indrasjarif hadir dalam pertemuan tersebut. Menyusul kemudian rombongan dari Viking dipimpin ketuanya Herru Joko. Sayang, pertemuan yang digagas pengurus Perib dan Persija itu gagal. Perselisihan pun terus bergulir. Aksi saling membalas kembali berulang.

Mencari siapa yang salah tentu tidak lagi relevan saat ini. Terlebih, kedua kubu sama-sama sudah merasakan kerugian. Viking tidak bisa menyaksikan pertandingan Persib di Jakarta. Sebaliknya, Jakmania juga harus puas mendoakan Persija dari jauh saat bertarung di Stadion Siliwangi.

Korban pun telah berjatuhan. Di sisi lain, pemain kedua tim senantiasa merasa waswas saat jelang laga di kandang lawan. Pengakuan suporter bahwa aksi kerusuhan yang dilakukan atas dasar rasa fanatisme yang tinggi terhadap klub kesayangannya, jelas salah besar.

Mereka salah mengejawantahkan arti fanatisme jika ujung-ujungnya melahirkan kerusuhan. Ini hanya akan berakhir sebagai fanatisme yang kebablasan. Toh pada akhirnya banyak pihak yang akan dirugikan.